Kasus SMS 'Nazaruddin' Saat ini membuat heboh Publik Indonesia bahkan Presiden SBY dibuat geram dengan SMS ini. Namun sebenarnya bagaimana cara membuat SMS gelap seperti kasus SMS 'Nazaruddin' ini. Seperti diketahui, ancaman dari orang yang mengaku-ngaku sebagai Nazaruddin menyebar lewat SMS dan BlackBerry messenger (BBM) sejak Sabtu (28/5/2011). Pesan SMS disebar dari nomor +6584393907. berikut anaisa tentang Kasus SMS 'Nazaruddin' dari pakar telematika Abimanyu 'Abah' Wachjoewidajat.
1. Mungkin saja itu benar dikirim dari nomor MSISDN (ponsel) pasca bayar lalu pemiliknya segera unsubscribe, namun ini mudah terlacak.
2. Mungkin dari pra bayar (beli di Singapura) lalu tidak dipakai lagi. Jadi hanya dihidupkan hanya saat akan dipakai.
3. Mungkin dari komputer di Indonesia, menggunakan jasa SMS Masking yang kemudian diubah data pengirimnya sehingga seolah dari nomor Singapura.
Cara nomor 2 dan 3 mungkin dilakukan, tetapi yang paling mudah serta murah adalah yang ke-3. Sebab secara teknologi siapapun bisa menggunakan layanan bulk SMS lalu mengirim SMS seakan dari nomor tertentu (fake SMS).
Cara ini bisa dilakukan dengan komputer atau dari ponsel sekalipun serta darimanapun karena berbasis web. Walau begitu bagi orang awam tentu sulit melacak ini tapi secara telematika itu bisa dilakukan, yang diperlukan adalah otorisasi dari yang berwajib untuk melakukan ini.
"Selain itu bila cara ini sebenarnya adalah trik di luar pihak Nazaruddin maka saya yakini cara tersebut sangat mujarab untuk memancing yang bersangkutan tampil kembali di Indonesia," lanjutnya.
Abah pun berandai-andai apabila server BlackBerry berada di Indonesia, maka kejadian hilangnya Nazaruddin ini bukan jadi masalah dan segala komunikasinya tetap terpantau. Namun ini tentu akan banyak mengalami ganjalan juga karena anggota DPR lainnya berarti juga mudah termonitor.
Cara lain adalah memantau keluarga (anak/istri) Nazaruddin. Dengan melihat CDR (Call Detail Record) maka bisa ketahuan siapa yang sering dihubungi, bila ada nomor-nomor identik kemungkinan nomor tersebut adalah milik Nazaruddin. Begitupun email dan lainnya.
"Pada prinsipnya secara telematika semua pelacakan masih mungkin dilakukan hanya tinggal membutuhkan serious goodwill dari pihak yang bersangkutan untuk melakukan pelacakan," pungkas Abah.